PT Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo menargetkan kinerja keuangan konservatif tahun ini atau sama dengan realiasi tahun 2019. Target tersebut akan dicapai tanpa harus meninggalkan protokol kesehatan dalam operasional.
“Spindo masih berupaya untuk mencapai level pendapatan dan laba bersih seperti tahun lalu. Meski demikian, kami tetap mengutamakan faktor keamanan kesehatan bagi seluruh stakeholder ,” jelas Sekretaris Perusahaan & Investor Relation Spindo Johanes W Edward dalam keterangannya pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (2/9).
Dia menambahkan, perseroan menganggarkan belanja modal (Capital expenditure/ capex) sebesar Rp 50 miliar untuk membiayai pemeliharaan dan peningkatan operasional dalam proses produksi perseroan. Sedangkan capex yang telah diserap mencapai 40% hingga semester I-2020.
Guna mempertahankan kinerja tersebut, Johanes menyatakan, pihaknya memfokuskan penjualan ke sektor industri furniture, konstruksi, infrastruktur dan utilitas. Langkah ini sebagai upaya untuk mengendalikan penurunan utilitas produksi pada sektor otomotif. Sektor otomotif sendiri menyumbang sekitar 18% dari total penjualan bulanan Spindo.
Menurut dia, penurunan penjualan di sektor otomotif akibat perlambatan penjualan motor dan mobil yang terdampak pandemi Covid-19. Kendati demikian, pihaknya optimistis pasar otomotif akan perlahan-lahan pulih memasuki semester II tahun ini.
“Kami juga melihat pemulihan tersebut di sektor-sektor lain, walaupun memang belum terlalu kuat. Atas dasar tersebut, kami masih akan sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan yang bersifat ekspansif,” ujarnya.
Sebelumnya, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba sebesar 15% tahun ini. Hingga semester I-2020, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 1,66 triliun atau terkoreksi 27,51% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,29 triliun. Laba bersih tercatat sebesar Rp 2,62 miliar turun 95% dari sebelumnya sebesar Rp 52,40 miliar.
Johanes mengatakan, penurunan akibat pelemahan penjualan produk perseroan ke sejumlah sektor, seperti konstruksi, infrastruktur dan utilitas yang disebabkan oleh Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Penurunan di kompensasi dengan peningkatan penjualan Strip dan Plat karena pembatasan impor.
Strategi tahun ini, lanjut Johanes, pihaknya akan fokus pada pemasok lokal, seperti ke Krakatau Steel yang mencakup atas 41,5% dari total pembelian. Langkah beralih ke pemasok lokal juga bertujuan untuk meminimalkan volatilitas kurs dan meningkatkan manajemen persediaan, karena waktu pengiriman yang lebih singkat. Saat ini, pemasok lokal telah menyumbang 42% bahan baku kepada perseroan.