Cara Menghitung Harga Scaffolding Berdasarkan Kebutuhan Proyek
Scaffolding atau perancah adalah struktur sementara yang sangat penting dalam proyek konstruksi. Baik digunakan untuk mendukung pekerja, material, atau akses ke area yang sulit dijangkau, scaffolding harus dipilih dan dihitung dengan tepat agar aman dan sesuai dengan kebutuhan proyek. Salah satu pertimbangan utama dalam memilih scaffolding adalah harga. Namun, banyak yang masih bingung bagaimana cara menghitung harga scaffolding berdasarkan kebutuhan proyek mereka. Dalam artikel ini akan membahas langkah-langkah penting dalam menghitung harga scaffolding serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga Anda dapat memilih scaffolding yang tepat untuk proyek.
Baca juga: Apa Itu Scaffolding dan Mengapa Penting dalam Proyek Konstruksi?
Menghitung harga scaffolding
Langkah pertama dalam menghitung harga scaffolding adalah menentukan jenis scaffolding yang tepat untuk proyek Anda. Setiap jenis scaffolding memiliki harga yang berbeda, tergantung pada spesifikasinya, sehingga penting untuk memilih jenis yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Terdapat jenis-jenis scaffolding yang biasanya digunakan, antara lain berikut ini:
Baca juga: Standar Ukuran Scaffolding dan Variasinya di Industri Konstruksi
Setelah menentukan jenis scaffolding, langkah selanjutnya adalah mengukur luas dan tinggi area kerja. Ini sangat penting karena harga scaffolding biasanya dihitung berdasarkan jumlah modul atau frame yang digunakan. Untuk proyek skala besar, semakin luas dan tinggi area kerja, semakin banyak komponen scaffolding yang dibutuhkan, dan tentu saja harganya akan lebih mahal. Misalnya, jika proyek membutuhkan scaffolding untuk bangunan setinggi 20 meter dan lebar 10 meter, Anda perlu menghitung berapa banyak rangkaian scaffolding yang dibutuhkan untuk menutupi seluruh area tersebut.
Durasi penggunaan scaffolding juga mempengaruhi harga. Penyedia scaffolding umumnya menawarkan dua pilihan, yaitu pembelian atau penyewaan. Jika proyek Anda hanya membutuhkan scaffolding untuk jangka waktu pendek, menyewa scaffolding mungkin menjadi pilihan yang lebih ekonomis. Namun, jika proyek berlangsung selama beberapa bulan atau lebih lama, pembelian scaffolding bisa menjadi opsi yang lebih hemat dalam jangka panjang.
Untuk menghitung biaya sewa, biasanya dihitung per hari, minggu, atau bulan. Sebagai contoh, jika biaya sewa scaffolding adalah Rp 200.000 per hari, dan Anda membutuhkan scaffolding selama 30 hari, maka total biaya sewa yang harus Anda keluarkan adalah Rp 6.000.000.
Biaya pengiriman dan instalasi sering kali menjadi faktor yang diabaikan dalam perhitungan harga scaffolding. Tergantung pada lokasi proyek Anda, biaya pengiriman scaffolding bisa bervariasi. Selain itu, instalasi scaffolding yang aman membutuhkan tenaga kerja terlatih, dan hal ini biasanya menambah biaya. Misalnya, jika biaya pengiriman scaffolding ke lokasi proyek Anda adalah Rp 1.000.000 dan biaya instalasinya adalah Rp 2.000.000, maka total tambahan biaya yang perlu diperhitungkan adalah Rp 3.000.000.
Selama penggunaan scaffolding, ada kemungkinan Anda harus menanggung biaya tambahan untuk perawatan atau penggantian komponen yang rusak. Terutama untuk proyek jangka panjang, perawatan scaffolding menjadi penting untuk menjaga keamanan dan fungsionalitasnya. Sebagai contoh, jika dalam proyek jangka panjang Anda menemukan beberapa bagian scaffolding yang mengalami kerusakan, biaya penggantian komponen bisa menambah anggaran proyek.
Beberapa proyek mungkin membutuhkan spesifikasi tambahan, seperti penggunaan scaffolding dengan bahan tertentu (misalnya baja tahan karat) atau dengan fitur keselamatan tambahan. Spesifikasi khusus ini tentu akan mempengaruhi harga akhir scaffolding. Jika Anda membutuhkan scaffolding yang dapat menahan beban berat atau bekerja di lingkungan yang ekstrem, harga scaffolding bisa lebih tinggi karena menggunakan bahan yang lebih kuat dan lebih aman.
Baca juga: Kenali Beragam Komponen Scaffolding dan Fungsinya
Setelah Anda mengetahui kebutuhan scaffolding berdasarkan jenis, ukuran, dan durasi penggunaan, langkah terakhir adalah mencari penawaran atau diskon dari penyedia scaffolding. Banyak penyedia scaffolding yang menawarkan paket harga menarik jika Anda menyewa atau membeli dalam jumlah besar. Jangan ragu untuk membandingkan harga dari beberapa penyedia agar Anda mendapatkan harga terbaik.
Baca juga: 7 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Membeli Scaffolding Pipa
Sebagai ilustrasi, berikut adalah contoh perhitungan harga scaffolding untuk proyek konstruksi gedung setinggi 20 meter dan lebar 15 meter dengan durasi proyek 3 bulan:
Total biaya scaffolding = (30 modul x Rp 2.000.000) + Rp 1.500.000 (pengiriman) + Rp 2.500.000 (instalasi) + Rp 3.000.000 (perawatan)
= Rp 60.000.000 + Rp 1.500.000 + Rp 2.500.000 + Rp 3.000.000
= Rp 67.000.000
Menghitung harga scaffolding bukanlah hal yang sulit jika Anda mengetahui faktor-faktor penting yang mempengaruhinya. Dengan menentukan faktor di atas, Anda dapat memperkirakan anggaran yang tepat. Pastikan juga untuk selalu mencari penawaran terbaik dari penyedia scaffolding agar proyek Anda berjalan efisien tanpa melebihi anggaran yang ditetapkan.
Jika Anda mencari scaffolding berbahan baja dengan kualitas terbaik dan harga yang sepadan, pertimbangkan untuk membeli dari SPINDO. Sebagai produsen pipa baja terbesar di Indonesia, SPINDO telah memiliki reputasi yang baik dalam menyediakan pipa berkualitas tinggi untuk berbagai industri, termasuk konstruksi.
SPINDO menawarkan pipa scaffolding baja dengan ukuran dan ketebalan beragam yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek Anda. Dengan menggunakan pipa scaffolding dari SPINDO, Anda dapat membangun struktur yang kuat, aman, dan tahan lama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pipa scaffolding SPINDO dan cara pemesanannya, silakan hubungi mereka melalui tombol WhatsApp di bawah ini. Tim SPINDO siap membantu Anda menemukan solusi terbaik untuk kebutuhan proyek.