Ekspor Tahun Ini Ditargetkan Naik 7,5% ke US$ 175 M
Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor non migas di 2019 sebesar US$ 175,9 miliar. Angka itu tumbuh 7,5% dari target di 2018 sebesar US$ 163,6 miliar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui target itu terbilang moderat atau tidak ambisius. Hal itu lantaran kondisi perekonomian global yang masih tak menentu.
“Ekspor non migas di tengah kondisi global yang tidak mudah. Kita menargetkan dan masih dalam catatan kita tetapkan yaitu targetnya tumbuh 7,5%,” ujarnya di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).
Ada beberapa hal yang menjadi alasan pemerintah menetapkan target itu. Pertama ekonomi global yang tumbuh melambat menjadi 3,7% lalu ekonomi di negara-negara utama juga sama, AS 2,5%, Jepang 0,9% dan China 6,2%.
Untuk pertumbuhan volume perdagangan dunia tumbuh 4%. Impor negara maju hanya tumbuh 4% dan negara berkembang 4,8%.
Pertumbuhan ekspor non migas RI tahun ini dipercaya akan ditopang dari beberapa komoditas utama. Di antaranya batubara dan barang tambang lainnya, besi dan baja, kendaraan bermotor dan bagiannya, produk kimia, bubur kertas, produk plastik, pakaian jadi dan barang dari kayu.
Pertumbuhan juga akan didorong oleh kenaikan ekspor ke beberapa negara tujuan utama ekspor seperti China, AS, Jepang, negara Asean dan Asia Timur.
Untuk tahun ini Kemendag menargetkan bisa membuat 12 perjanjian perdagangan baru. Berikut daftarnya:
1. Indonesia-Mozambik PTA
2. Indonesia-Tunisia PTA
3. ASEAN Trade in Service Agreement (ATISA)
4. 1st Protocol to Amend of ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership Agreement (INvestment and Services)
5. General Review IJEPA
6. IA-CEPA
7. Indonesia-Iran PTA
8. Indonesia-Maroko PTA
9. Indonesia-Turki CEPA
10. Indonesia-Korea CEPA
11. Indonesia-EU CEPA
12. RCEP